Pertengkaran yang layak

Setelah tahun 2022 mendapat penghargaan Academy Award’s Best Actor in Leading Role yang erat kaitannya dengan ditamparnya stand up comedian di depan publik, akhirnya King Richards muncul di netflix. Butuh membangun mood untuk mulai nonton film ini, karena biasanya film yang based on true story itu membosankan. Bersyukur saya nge-fans sama Will Smith jadi gak butuh waktu lama dalam mempertimbangkan film ini harus ditonton atau tidak. Disini saya gak akan membahas tentang kualitas akting Will Smith karena dalam film apapun dia selalu outstanding. Disini saya akan berfokus pada peran seorang wanita yaitu istrinya Richard Williams, Brandi Williams yang diperankan oleh Aunjanue Ellis-Taylor. Beruntung ini blog bukan vlog, jadi saya gak perlu susah-susah mengeja namanya. Dia digambarkan sebagai seorang istri yang bisa menyeimbangkan ambisi Richard dengan emosi anak-anaknya. Brandi merupakan representasi dari seorang wanita yang tegar, tau priortias dan berani menyambut konflik demi mempertahankan keharmonisan rumah tangga.

Continue reading “Pertengkaran yang layak”

Support system vs Rasa tidak enakan

Di tengah obrolan basa-basi dengan orang yang baru kenal dan memasuki topik tentang anak, lalu ditanya “punya anak berapa?” dan jawab “satu aja” hampir bisa diprediksi pertanyaan berikutnya adalah “gak ada rencana nambah lagi?” atau sejenisnya. Dari pertanyaan tambahan itu berkembang ke arah pembahasan kalo cuman satu anak nanti kasian gak ada temen. Sudah pasti semenjak pertanyaan “gak ada rencana nambah lagi?” itu kelanjutannya gak saya dengerin, karena ujungnya soal itu-itu lagi. Di sisi lain saya juga punya saudara yang banyak anak tapi malah menciptakan beban yang compounding, akhirnya gak keurus dan malah merugikan orang-orang sekitar. Saya bukannya berpikir kalo banyak anak itu jelek, kalo kamu punya kapabilitas secara mental dan finansial untuk menghidupi 100 anak ya tidak ada masalah, yang jadi masalah itu adalah statement di mana kita terlalu jauh memandang anak kita akan besar seperti apa tanpa melihat aspek terdekat seperti kesiapan mental, finansial dan waktu. Oleh karena itu sampai sekarang saya tidak pernah mengerti dengan orang yang penghasilannya middle, dia mau nambah anak lalu ketika saya tanya “emang biayanya udah siap?” dia menjawab “tenang, rejeki anak mah pasti ada”. Maksudnya “rejeki anak pasti ada” itu gimana? biar jadi punya alasan untuk minjem duit karena beban tambahan anak, gitu?.

Continue reading “Support system vs Rasa tidak enakan”

Dari Fase Stuck Sampai Fase Coffee

Fase stuck

Sebelumnya saya bekerja di perusahaan startup yang 1 tahun kemudian setelah saya tinggalkan perusahaan tersebut berhasil menjadi unicorn. Sial, ternyata pengaruh saya dalam menghambat laju perkembangan perusahaan sebesar itu. Saya bekerja di tempat tersebut sekitar hampir 5 tahunan. Berbagai macam drama, masalah banyak dilewati termasuk masalah dengan mental kerja saya. Sebelumnya saya termasuk pekerja kutu loncat, maksudnya saya selalu berpindah-pindah perusahaan dari 1 tempat ke tempat lainnya. Perusahaan yang pertama saya tempati benar-benar kacau. Saya digaji dibawah UMR padahal bukan karyawan magang, udah gitu gajinya bisa telat sampai 3 bulan. Gaji boleh kendor 3 bulan tapi ekspektasi para atasan tidak kendor sama sekali. Malahan makin kenceng karena di tengah kekacauan finansial diperlukan inisiatif kerja yang lebih tinggi tapi balik lagi, kalo perut lapar bagaimana bisa berinisiatif? Disitulah saya merasa kalo loyalitas itu tidak ada. Semakin kita memberi kelonggaran dan pemakluman atas kekacauan, semakin kita dimanfaatkan untuk terus bekerja tanpa henti. Jadi loyalitas itu tidak ada, yang ada itu adalah tanggung jawab.

Continue reading “Dari Fase Stuck Sampai Fase Coffee”

The Devil Inside Us! (25+)

Gue tidak percaya hantu, mereka yang pura-pura jadi macan terlihat bodoh bagi gue. Tapi kalo setan, gue percaya. Bukan dalam bentuk wanita berambut panjang dengan baju putih melayang atau bantal guling bodoh yang bisa loncat-loncat. Tapi dia berbentuk manusia. Ini yang menyebabkan manusia bisa menyakiti manusia lainnya secara verbal maupun fisik. Gue percaya kita semua memiliki setan dalam darah yang ketika itu mendidih maka dia akan berusaha untuk mendominasi dan mengendalikan kita. Katanya ketika setan itu mulai mendominasi kembalilah pada agama. Masih ingat kasus ibu-ibu yang bilang “GOBLOK” berkali-kali kepada kurir online? apa atribut yang dia kenakan? lalu bagaimana dengan terorisme? Darah yang mendidih itu terasa memusingkan, hanya akan hilang jika itu diluapkan. Mungkin ibu itu merasa lega ketika mengatakan “goblok”, lalu seorang teroris? entahlah gue gak tau apakah di akhirat dia akan merasa lega atau malah merasa bodoh sendiri saat menghadapi malaikat.

Continue reading “The Devil Inside Us! (25+)”

Utang & uang instan

Series ini udah gue tunggu-tunggu karena katanya ini mirip-mirip Alice in Borderland (yang endingnya ngambang itu). Dari trailernya udah bisa diliat ini mirip seperti Battleroyale film jepang yang ceritanya tentang deathmatch, saling bunuh satu sama lain dengan rule yang berujung 1 pemenang. Gue gak akan review series ini tapi gue akan ceritakan apa gambaran yang muncul di kepala gue setelah nonton series ini sampai selesai

Continue reading “Utang & uang instan”

Mengejar Mimpi

Mulai Bermimpi

Lagu berbahasa inggris ini terus bernari-nari di telingaku. Ku lihat ke ruang tengah, mereka sedang menonton TV dengan fokus. Ku tanya sedang menonton apa, mereka tidak dengar. Sepertinya jika terjadi kebakaran pun mereka tidak peduli. Lalu aku ikut melihat TV, seketika aku merasa takjub, kok bisa seorang memiliki suara tinggi melengking sambil berdansa. Aku dibuat semakin terkejut ketika melihat dia berjalan maju tapi bergerak mundur, dia menamai itu moonwalk. Pundakku ditepuk, oh ternyata itu ibuku

“serius amat, sampe gak denger panggilan ibu”. Sial aku malah menjadi seperti mereka.

Ketika itu aku putuskan Michael Jackson adalah idolaku dan aku berangan-angan untuk bisa berdiri di atas panggung dengan ditonton oleh ribuan orang seperti dia. Sampai ketika perpisahan sekolah kelas 6 SD aku berjoget di depan kelas dengan memperlihatkan moonwalk yang sudah ku pelajari berkali-kali.

Continue reading “Mengejar Mimpi”

Kepala Yang Berbeda

Aku bukan kembar, jadi aku tidak merasakan adanya keselarasan jiwa dengan seseorang. Aku dilahirkan sendiri tanpa kawan sampai tangis tak bisa ku tahan dan di waktu yang bersamaan, mereka malah mentertawakanku. Aku sudah jadi bahan candaan sejak lahir. Sempat aku takut akan kesepian dalam perjalanan ini, namun rasa takut ini tidak membuat mereka tetap bersamaku. Mereka tetap pergi tanpa kata perpisahan. Aku sadar, sepi adalah hal yang tak terelakkan. Lalu aku tumbuh dengan rasa tegar, sadar bahwa mereka tidak bisa selalu ada di sampingku sehingga aku memutuskan untuk berteman dengan sepi itu sendiri. Rasanya melegakan, ternyata kesendirian ini tidak begitu buruk. Aku bisa menerima yang datang dan yang pergi. Rasa pedih yang berkali-kali menusuk dan menyebar dari pusat hati hingga ke tulang belakangku sekarang sudah tidak terasa. Entah karena aku manusia super atau sudah terbiasa dengan rasa itu.

Continue reading “Kepala Yang Berbeda”

Mengungkap identitas Pembunuh Memories of a Murderer (Spoiler)

Image result for memories of a murderer

Salah satu film dari Bong Joon-ho yang sempat mondar mandir di sosmed membuat gue penasaran ditambah desakan dari istri yang tau juga. Set ini berlangsung di tahun 1986, Berawal dari scene mayat yang tergeletak di dalam gorong-gorong dengan keadaan tengkurep, tangan terikat di belakang, mulut tertutup batu yang dibalut oleh kain terikat kebelakang dan kepala yang tertutup oleh celana dalam. Sungguh awal yang seru. Walaupun ceritanya dibuat cukup lambat dengan tingkah laku si detektif Park-Joo-Man (detektif Park) & asistennya yang bertindak sembarangan. Mereka menyeret orang-orang yang gak ada hubungannya dengan pembunuhan itu kemudian orang tersebut diminta bercerita reka ulang kejadian sesuai dengan keadaan si mayat agar semua orang mengira dia pembunuhnya dengan tujuan mengakhiri kasus ini dengan asumsi detektif tersebut berhasil menangkap si pelaku.Continue reading “Mengungkap identitas Pembunuh Memories of a Murderer (Spoiler)”